Kunjungan Prabowo: Kolaborasi RI, Mesir, dan Al Azhar Majukan Pendidikan dan Wasathiyah

Author Avatar

Humas Asfa

Joined: Aug 2024

KAIRO — Presiden Prabowo Subianto mengunjungi sejumlah negara, salah satunya Mesir. Ini merupakan negeri yang dahulu banyak terinspirasi kemerdekaan Indonesia.

Setelah perang dunia kedua berakhir, Presiden Mesir Gamal Abdul Naser terinspirasi gerakan non blok yang digemakan Presiden RI Soekarno. Gerakan yang tidak memihak blok Barat maupun Timur itu mengilhami Mesir untuk independen dan menguatkan persatuan negara dan kawasan Arab. Dengan begitu mereka menjadi negara berdaulat dan semakin kuat dalam mengelola sumber daya.

Inspirasi tersebut menjadi persepsi positif jutaan warga Mesir terhadap Indonesia. Bagi orang Mesir, Indonesia adalah saudara kandung yang banyak mengilhami gerakan membangun peradaban yang bermartabat.

Karena pandangan tersebutlah, saat datang ke negeri para nabi ribuan tahun lalu mendakwahkan tauhidullah, Presiden Prabowo disambut meriah. Di hadapan Presiden Mesir Abdul Fatah Sisi dan Grand Syekh Al Azhar Prof Ahmad Muhammad Thayyib, Prabowo mengutarakan komitmen untuk memperkuat kerja sama dengan Mesir dan Al Azhar yang merupakan entitas wakaf terbaik di dunia.

Presiden Prabowo Subianto menginginkan adanya penguatan kerja sama dengan Universitas Al-Azhar Mesir. Hal itu disampaikan Prabowo dalam pernyataan bersamanya dengan Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi sesuai melaksanakan pertemuan bilateral di Kairo, Rabu (18/12/2024).

“Indonesia menyatakan keinginan untuk memperkuat kolaborasi dengan Mesir dan Universitas Al-Azhar dalam memajukan pendidikan agama dan memelihara keharmonisan regional,” kata Prabowo dan Sisi dalam pernyataan bersama mereka seperti dirilis oleh Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI di Jakarta, Kamis (19/12/2024).

Prabowo dan Sisi menekankan pentingnya mempertahankan kerja sama di bidang pendidikan antara kedua negara. “Presiden Prabowo menyampaikan terima kasih atas dukungan terus menerus Mesir kepada sekitar 15 ribu mahasiswa Indonesia, khususnya yang belajar di Universitas Al-Azhar,” kata mereka dalam pernyataan bersama.

Dalam lawatannya ke Kairo, Prabowo mengunjungi Universitas Al-Azhar dan bertemu para mahasiswa Indonesia yang berkuliah di sana. Kunjungan ke Al-Azhar dilakukan setelah Prabowo melangsungkan pertemuan bilateral dengan Sisi di Istana Al Ittihadiya.

Dalam pidatonya di hadapan ratusan mahasiswa Indonesia yang berkuliah di Al-Azhar, Prabowo memberi pesan motivasi kepada mereka. “Anak-anakku belajar yang baik. Belajar yang tekun. Buatlah yang terbaik untuk bangsa, rakyat, dan negaramu. Raih ilmu untuk bangsa. Berbuat baik untuk rakyat. Itu pesan saya,” kata Prabowo.

“Tidak gampang sekolah di negara orang. Jauh dari keluarga. Saya percaya saudara-saudara tabah, dan teguh, tegar,” tambah Prabowo.

Sebelumnya Presiden Prabowo menyampaikan merasa terhormat dapat melakukan kunjungan kenegaraan ke Mesir. “Ini adalah suatu kehormatan bagi saya melaksanakan kunjungan kenegaraan pertama dari seorang Presiden Republik Indonesia dalam 10 tahun terakhir. Mesir bagi bangsa Indonesia memiliki tempat yang khusus di hati kami,” kata Prabowo di Istana Kepresidenan Al Ittihadiya, Kairo, Mesir, Rabu.

Menurut Prabowo, Mesir menjadi negara pertama yang mengakui kemerdekaan bangsa Indonesia, sewaktu masa perang kemerdekaan dan melawan penjajah. Selain itu, ia menganggap, Mesir memiliki peran yang penting di pasar global, sehingga hubungan bilateral kedua negara harus diperkuat.

Dalam lawatan tersebut, Wakil Ketua Lazis ASFA KH Anizar Masyhadi ikut membersamai Kepala Negara Prabowo Subianto. Dalam keterangannya dia mengapresiasi kerja sama bilateral tersebut. “Ini merupakan kerja strategis untuk menguatkan kearifan Islam, wasathiyah yang selama ini menjadi ruh dakwah keislaman di berbagai kawasan, dan juga pembangunan SDM berdaya saing menuju Indonesia Emas 2045,” kata jebolan Universitas Al Azhar tersebut.

Sebagaimana program penguatan SDM Pemerintahan Prabowo, Lazis ASFA juga menggulirkan program kaderisasi lembaga pendidikan Islam. Bentuknya berupa pemberian beasiswa kepada ribuan kader pesantren, sekolah, dan lembaga pendidikan lainnya.

Mereka sekolah di perguruan tinggi bergengsi seperti Al Azhar Kairo dan juga sejumlah universitas di Timur Tengah, Barat, dan dalam negeri. Selesai belajar di sana, mereka wajib kembali ke lembaga asal untuk mengembangkan lembaga tersebut agar semakin maksimal melahirkan SDM berdaya saing.

“Mari kita sama-sama menguatkan program penguatan SDM berdaya saing ini. Pemerintah dan lembaga swasta harus sama-sama berikhtiar yang terbaik untuk program tersebut. Insya Allah ini adalah jalan terbaik untuk keberlangsungan bangsa yang kita cintai,” kata Anizar.

Reviews

95 %

User Score

1 ratings
Rate This